Kita telah memasuki bulan suci, akan tetapi tahukah kamu bagaimana
cara menentukan awal bulan Ramadhan? Ya, sangat familiar sekali yakni dengan
menggunakan ilmu rukyat dan ilmu hisab (jangan dilihat menurut pandangan
golongan kanan dan kiri loh ya hehe).
Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan
posisi awal bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender hijriyah.
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yaitu penampakan bulan
sabit. Dan kedua ilmu tersebut merupakan bagian dari ilmu falak yang dikenal
oleh khalayak awam ialah ilmu astronomi hehe
Dilihat dari segi historis, penemu pertama ilmu falak adalah Nabi
Idris, sebagaimana disebutkan dalam setiap muqaddimah kitab-kitab falak, dan
terlihat bahwa wacana ilmu falak sudah ada sejak saat itu atau bahkan
sebelumnya. Seperti yang dimaklumi pembaca (sebagai pakar sejarawan hehe)
dimana suatu temuan baru biasanya respon terhadap persoalan yang muncul.
Sekitar abad ke-28 sebelum Masehi, embrio ilmu falak mulai tampak
yang digunakan untuk menentukan waktu penyembahan berhala. Keadaan seperti ini
terjadi dibeberapa nagara seperti Mesir kuno menyembah Dewa Osiris, di
Babilonia dan Mesopotamia menyembah Dewa Astoroth. Pada abad XX sebelum Masehi
negeri Tionghoa telah menemukan alat untuk mengetahui gerak benda-benda langit.
Kemudian berlanjut pada asumsi Phytagoras (580-500 SM) bahwa bumi berbentuk
bulat, dilanjutkan Heraklitus (388-315 SM) bahwa bumi berputar pada
porosnya,lalu dipertajam oleh Aristarchus (310-196 SM) tentang jarak matahari
dan bumi. Diteruskan pada masa sesudah Masehi Claudius Ptalomeus (140 M) berupa
catatan tentang bintang-bintang yang diberi nama “Tabril Magesty”
Selanjutnya masa Islam yang secara formal, wacana ilmu falak tampak
pada penetapan hijrah Nabi dari Makkah ke Madinah sebagai pondasi dasar
kalender Hijriyah yang dikerjakan oleh sahabat Umar Ibn Khattab, tepatnya pada
tahun 17 Hijriyah. Dengan pertimbangan bulan Muharram ditetapkan sebagai awal
bulan Hijriyah.
Pada masa Daulah Abbasiyah, khalifah Abu Jafar Al-Manshur, ilmu astronomi mendapat perhatian khusus, seperti
penerjemahan kitab Sindihind. Kemudian masa khalifah Al-Makmun, naskah Tabril Magesty diterjemahkan
dalam bahasa Arab oleh Hunain ibn Ishak. Dari sini lahir istilah ilmu falak
sebagai salah satu cabang ilmu keislaman lalu tumbuh ilmu hisab tentang
penentuan awal waktu shalat, penentuan waktu gerhana, awal bulan qamariyah. Dan
penentuan arah kiblat.
Lalu apa alat bantu yang digunakan orang terdahulu dalam
mempermudah kajian tentang ilmu falak? Salah satunya adalah rubu yakni alat hitung tradisional untuk menghitung perpindahan bulan
dalam perhitungan tahun Hijriyah (KBBI) seperti apa cara kerjanya? Bagaimana
bentuknya? Kapan alat tersebut mulai tergantikan? Nantikan histogram
selanjutnya hehe kalau penulis ingin memuat tema yang lain ya mohon maaf
silahkan berafiliasi dengan pakar atau mahasiswa ilmu falak ;D
0 Komentar