Sebelum ajaran Islam diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW, di Makkah masyarakat Jahiliyah Arab sudah terlebih dahulu
memiliki 2 hari raya yakni Nairuz dan Mahrajan. Kedua hari raya itu digelar dengan
pesta pora seperti menari-nari, bernyanyi, menyantap hidangan lezat serta minum-minuman
memabukkan. Nairuz dan Mahrajan merupakan tradisi hari raya yang berasal dari
zaman Persia Kuno.
Namun, setelah turunnya kewajiban menunaikan
ibadah puasa Ramadhan pada 2 Hijriyah, 2 hari raya tersebut digantikan dengan hari
raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Hari Raya Idul Fitri pertama kali
dirayakanumat Islam yakni selepas Perang Badar pada 17 Ramadhan tahun kedua Hijriyah.
Di tahun itulah, Rasulullah dan para
sahabat merayakan 2 kemenangan sekaligus. Pertama keberhasilan mengalahkan pasukan
kaum kafir Quraisy dalam peperangan dan berhasil menaklukan hawa nafsu setelah sebulan
puasa.
Menurut sebuah Riwayat, Nabi
Muhammad SAW & para sahabat menunaikan Shalat Idul Fitri pertama kali dalam
kondisi luka-luka. Rasulullah SAW pun dalam kondisi letihsampai-sampai bersandar
kepada Bilal bin Rabbah disaat menyampaikan khotbah.
Dari sinilahlah ungkapan “Minal
‘Aidin Wal Faizin” yang secara lengkap ungkapan umat Islam pada saat itu ialah
“Allahummaj ‘alnaminal ‘aidinwalfaizin” artinya “Jadilah kami termasuk orang-orang
yang kembali (dari perang Badar) dan mendapat kemenangan.
Selain itu, selepas sholat Idul Fitri
para sahabat saling bertemu dengan mengucapkan doa
“Taqabbalallahuminnawaminkum” yang artinya “Semoga Allah menerima ibadah kita semua”.
Menurut Ibnu Katsir, di hari raya Idul
Fitri pertama. Nabi Muhammad pergi meninggalkan masjid dan menuju ke tanah lapang
dan menunaikan sholat Idul Fitri di atas tanah lapang itu. Sejak itulah, Nabi
Muhammad dan para sahabat menunaikan shalat Idul Fitri di lapangan terbuka,
bukan didalam masjid.
0 Komentar