Aksi demo dan mogok nasional para buruh dilakukan untuk
merespons RUU Cipta Kerja yang disahkan menjadi undang-undang di sidang
paripurna pada Senin (5/10/2020) lalu.
Unjuk
rasa besar-besaran kembali melanda tanah air pada Rabu kemarin (7/10). Buruh kerja, mahasiswa, aktivis berbagai
organisasi meletup di banyak kota. Ribuan mahasiswa berdemonstrasi di Jakarta,
Yogya, Bandung, Medan, Semarang, Banten, Makassar, Bekasi, dan lainnya. Demo di
berbagai kota itu menyuarakan tuntutan hampir sama, menolak pengesahan Omnibus
Law UU Cipta Kerja (Ciptaker).
Banyak dari aksi yang
dilakukan oleh buruh dan mahasiswa tersebut berakhir dengan ricuh. Ada yang membakar
ban, merusak mobil polisi, hingga merobohkan gerbang kantor pemerintahan.
Jumlah
massa aksi di sejumlah daerah angkanya bisa mencapai ribuan orang, terutama
aksi di kota-kota besar yang memiliki banyak kampus dan sekolah. Bahkan,
pelajar SMA dan SMK memanfaatkan kondisi tersebut untuk keluar rumah dan ikut
serta dalam aksi demonstrasi.
Untuk membubarkan massa,
polisi menggunakan gas air mata, water cannon dan sebagainya.
Tidak hanya itu, aturan
tersebut mengundang reaksi kecewa oleh warganet. Tagar Mosi Tidak Percaya dan
DPR RI Khianati Rakyat sempat menjadi trending topic di Twitter Indonesia.
Kedua tagar ini muncul karena demo mahasiswa menyoroti kinerja DPR dalam
perumusan undang-undang.
Demo tak lekang dari sejarah
“Pengesahan Omnibus Law UU
Cipta Kerja dianggap merugikan masyarakat, kaum pekarja, merusak lingkungam, dan mempermufah investor
asing masuk unuk terus menggerus tanah Indonesia...” Ungkap Syarif Rizki,
mahasiswa Universitas Muhammadiyah. “... apabila DPR tidak merespon aksi kami,
maka kita akan terus melakukan aksi demo hingga 30 hari ke depan,” lanjutnya.
Munculnya para aksi demo ini tak lepas dari sejarah
Indonesia. Bahkan telah lazim untuk masa sekarang.
Penasaran nggak sama demonstrasi yang
pernah terjadi di Indonesia? Ternyata ya ada beberapa demonstrasi besar yang
juga tercatat di sejarah panjang Indonesia. Menurut catatan lima demonstrasi
ini adalah yang terbesar yang pernah terjadi di Indonesia.
Demo buruh
Hari Buruh Internasional yang selalu jatuh
di tanggal 1 Mei ini identik dengan demonstrasi. Di Indonesia demo buruh ini
selalu dipenuhi dengan unjuk rasa. Demo buruh ini dari tahun ke tahun jumlah
pendemonya selalu bertambah. Biasanya para pendemo datang dari berbagai daerah
loh, tuntutan-tuntutannya pun nggak jauh dari soal menuntut kesejahteraan kaum
buruh.
Demo 4 November 2016
Demo besar yang terjadi di tahun 2016 ini
bisa dibilang cukup heboh dan diikuti sama lebih dari satu juta orang.
Demonstrasi yang juga diikuti oleh pendemo dari seluruh Indonesia ini
menyuarakan tuntutan memenjarakan Ahok karena kasus penistaan agama.
Demo yang dilakukan oleh berbagai lapisan
masyarakat yang awalnya berlangsung damai ini akhirnya berlangsung ricuh.
Bahkan sampai ada korban jiwa dan kerugian material lain.
Demo Tritura (1966)
Jauh sebelum demo-demo lain yang sudah
kamu kenal, di tahun 1966 juga terjadi demo besar-besaran. Unjuk rasa yang
dimotori oleh mahasiswa ini menyerukan tiga tuntutan kepada Presiden Soekarno.
Tiga tuntutan yang waktu itu diserukan
adalah pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan kabinet Dwikora, dan
menurunkan harga sembako. Demo ini juga tercatat di sejarah sebagai demo besar
yang terjadi di era Presiden Soekarno.
Malari
Insiden yang terjadi tanggal 15 sampai 16
Januari 1974 ini juga menjadi salah satu demonstrasi besar yang pernah terjadi
di Indonesia. Lagi-lagi demonstrasi ini meminta pemerintah untuk menurunkan
harga sembako dan mengurangi investasi dari luar negeri. Aksi turun ke jalan
ini juga berakhir dengan kerusuhan besar.
Demo 1998
Demonstrasi yang terjadi di tahun 1998
adalah salah satu demo tersebar sepanjang sejarah Indonesia. Demo yang diikuti
oleh mahasiswa dari berbagai penjuru ini menuntut Presiden Soeharto untuk turun
dari jabatan.
Demo besar ini juga memakan banyak korban
dan menjadi ketakutan bagi warga Indonesia. Unjuk rasa yang menyebar sampai
pelosok daerah ini terjadi serentak di Indonesia. Kerusuhan dan unjuk rasa ini
menelan banyak korban jiwa dan kerugian material.
Biodata Penulis
Rahmawati Eka Septyana dengan nama pena
Trisya, lahir pada tanggal 01 Januari 2003 di kota Gantung. Tercatat sebagai
siswa SMA N 1 Gantung, dan sekarang telah duduk di bangku kelas 12. Jejak bisa ditemukan di akun instagram
@rtrisya_ dan akun wattpad @ tris_ekas
0 Komentar