Peran Cerita Calon Arang dalam Edukasi menghadapi COVID-19

 

(Gambar 1: Ilustrasi Raja Airlangga dari Faiqotus Silvia)

         Raja Airlangga terkenal sebagai raja bijaksana dan adil di negerinya Daha. Rakyat Daha adalah penganut agama Hindu yang selalu mengadakan upacara keagamaan Hari Raya Nyepi dan Hari Raya Galungan. Mereka pergi ke pura untuk menghadap Sang Hyang Widi Wasa.[i] Perbedaan antarkasta, baik kasta Sudra, Waisya, Satria, maupun kasta Brahmana, bukan penghalang bagi rakyat Daha untuk saling menghormati.[ii] Raja Airlangga juga mengunjungi Desa Girah sejak kemarin yang jaraknya cukup jauh dari Kerajaan Daha, tetapi desa itu mendapat perhatian dari kerajaan. Desa terkenal subur dalam pertanian menanam padi. Di ujung desa terdapat rumah terpencil yang jauh dari para tetangga yang dihuni oleh seorang janda bernama Ki Rangda yang dijuluki dengan Calon Arang dan anaknya, Ratna Manggali.[iii]

         Hidup terasing karena beragama Budha yang penduduk lainnya mayoritas Hindu serta penduduk di situ kurang suka dengan penampilan Calon Arang yang selalu curiga dan memasang sikap bermusuhan. Calon Arang menuntut ilmu sihir yang sesat kepada Hyang Bagawati, Dewi Durga. Ia tidak tahu kepada siapa dendam itu harus dilampiaskan karena pembunuh suaminya tidak pernah dapat dilacak dan anaknya kesulitan mendapat jodoh yang menjadi kesedihan sekaligus penyesalan terus-menerus.[iv] 

         Calon Arang mengeluarkan ilmu sihir dengan mengajak semua muridnya untuk menari pada tengah malam di jalan perempatan sambil membunyikan musik kemanak. Setelah menari, mereka pulang ke Girah dengan bermai-ramai sampai di rumah mereka. Tidak lama kemudian penduduk di desa dan Kerajaan Daha mulai sakit dan banyak yang telah meninggal.[v] Raja Airlangga yang berada di ibu kota mengentahui kondisi itu dengan hati yang sedih dan kehabisan akal karena seluruh penduduk kerajaan banya yang mati juga sakit terkena wabah. Para pendeta memberikan pendapat kepada Raja Airlangga bahwa Pendeta Bharadah yang tinggal di Lemahtulis mampu menyelamatkan kerajaan Daha. Kanuruhan mendapat tugas untuk menemui Pendeta Bharadah. Saat tiba di lokasi ia memohon belas kasihan kepada Pendeta Bharadah untuk menyelamatkan Kerajaan Daha yang tertimpa wabah dari Calon Arang karena Ratna Manggali tidak mendapat lamaran dari para pemuda.[vi]


(Gambar 2: Calon Arang mengeluarkan ilmu sihir untuk menyebarkan wabah, https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1520742572/Lukisan_Calon_Arang_oa9um2.jpg diakses 20 Juli 2020)

         Pendeta Bharadah memberi pendapat bahwa muridnya bernama Bahula yang akan melamar Ratna Manggali.[vii] Akhirnya saat tiba di rumah Calon Arang, Bahula menyampaikan Calon Arang untuk menikahi Ratna Manggali dan menjelaskan bahwa Bahula merupakan murid Pendeta Bharadah, hal ini membuat Calon arang bahagia.[viii] Pernikahan antara Bahula dengan Ratna Manggali sudah terlaksana dengan lancar. Bahula memiliki kesempatan untuk mengambil kitab yang dimiliki Calon Arang, karena kitab itu telah disalahgunakan Calon Arang dengan ilmu sihir yang sesat. Bahula berhasil mengambil kitab tersebut karena petunjuk dari Ratna Manggali.[ix]

         Keesokan harinya Pendeta Bharadah sampai di tengah Desa Girah, saat tiba pendeta tersebut menemukan seorang wanita memeluk suaminya yang telah meninggal dengan kondisi tertutup kain tetapi Pendeta Bharadah hanya bisa mendoakan jasad suami wanita itu dan melanjutkan perjalanan hingga malam bertemu dengan Ratna Manggali serta Bahula yang berencana menghentikan ilmu sihir sesat Calon Arang.[x] Pendeta Bharadah membacakan doa dan matra, saat Calon Arang mendengarkannya dan Calon Arang kalah dan tubuhnya semakin melemah dan akhirnya meninggal. Meninggalnya Calon Arang berarti hilangnya kutukan pada seluruh penduduk. Tanah yang gersang kembali subur. Hujan turun menyirami tanah Kerajaan Daha yang gersang. Padi-padi kembali menghijau, dan rumput terhampar bagaikan permadani. Wabah penyakit lenyap seketika ditelan bumi.[xi]

         Pada hari lusa telah diadakan acara upacara puja wali, upacara persembahan sebagai tanda terima kasih kepada Sang Hyang Widi, seluruh pura, tempat suci di Kerajaan Daha dibersihkan. Upacara yang dipimpin oleh Pendeta Bharadah berjalan sangat khidmat dan khusyuk.[xii] Cerita Calon Arang termasuk bagian dari folklor yang merupakan sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun. Folklor merupakan cermin diri dan kebiasaan manusia secara kolektif.[xiii] Folklor sebagai media pendidikan mengacu pemanfaatan bentuk folklor sebagai sarana mengajarkan pelajaran kepada siswa, sedangkan folklor sebagai sumber pendidikan mengacu pada pemanfaatan isi folklor sebagai bahan pelajaran kepada siswa.[xiv]

         Cerita Calon Arang merupakan bagian dari sastra lisan (folklor lisan) dari kajian terhadap karya sastra lisan sangat penting karena merupakan perbendaharaan pemikiran warisan nenek moyang yang berguna untuk masa sekarang. Cerita prosa rakyat bagian dari folklor lisan Indonesia diceritakan secara turun temurun, bentuknya merupan mite, legenda, dan dongeng.[xv] Dari cerita Calon Arang yang membahas wabah, terjadi di dunia nyata yang sekarang terjadi yang di mulai pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Sumber penularan kasus ini masih belum diketahui pasti, tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. Tanggal 18 Desember hingga Desember 2019, terdapat lima pasien dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.[xvi]

         Sampel yang diteliti menunjukkan etimologi coronavirus baru. Awalnya penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-Ncov), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh Virus Severe  Acute Respiratory Sydrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya. Pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik. Hingga tanggal 29 Maret 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian di seluruh dunia. Sementara di Indonesia sudah ditetapkan 1.528 kasus denegan positif COVID-19 dan 136 kasus kematian. Tingkat moralitas COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, merupakan angka tertinggi di Asia Tenggara.[xvii]


(Gambar 3: Pasien COVID-19 dirawat di Rumah sakit serta menjalani karantina, https://static.buana.news/wp-content/uploads/2020/04/17-41-18-images.jpg diakses 20 Juli 2020)

         Gejala virus ini berupa demam, batuk, dan sesak napas. Hingga bisa menyebabkan infeksi pada paru-paru sekaligus kesulitan bernapas. COVID-19 ditularkan melalui melalui kontak langsung dengan percikan dari saluran napas orang yang terinfeksi (yang keluar melalui batuk dan bersin). Orang juga dapat terinfeksi karena menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus ini lalu menyentuh wajahnya seperti mata, hidung, dan mulut. Virus COVID-19 dapat bertahan di atas permukaan benda dalam waktu beberapa jam tetapi dapat dibunuh dengan disinfektan biasa.[xviii]

         Pemerintah Indonesia telah menetapkan wabah COVID-19 sebagai bencana nasional sejak tanggal 14 Maret 2020, pemerintah menekan laju penularan COVID-19 yaitu mengeluarkan kebijakan berupa pemberian asimilasi dan hak integrasi bagi narapidana dan anak melalui Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 10 Tahu 2020 dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 19/PK/01/04/2020. Kebijakan tersebut diambil dengan pertimbangan matang bahwa hampir semua lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan di tanah air kelebihan kapasitas, sehingga rentan dengan ancaman COVID-19 dan sesuai dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar.[xix]

         Masyarakat harus mawas diri dari aksi kriminalitas. Karena kondisi ekonomi saat ini carut-marut di tengah pandemi COVID-19, pengangguran banyak, hidup susah sehingga menjadikan potensi kriminologinya besar sekali. Maka tak heran sejumlah narapidana nekat berulah kembali.[xx]

         Dari peristiwa terjadinya COVID-19 yang berdampak pada keamanan Indonesia karena banyak narapidana dibebaskan dengan alasan kelebihan kapasitas di rumah tahanan. Cerita Calon Arang memiliki peran besar pada edukasi menghadapi COVID-19 dengan tradisi bercerita atau mendongeng yang terdapat dalam masyarakat kini mulai menghilang. Adanya kegiatan mendongeng cerita Calon Arang mempunyai banyak sisi positif dalam penanaman karakter anak menghadapi COVID-19 untuk mengutamakan kesehatan dan menumbuhkan jiwa tolong-menolong pada masyarakat sekitar tetap mematuhi protokol kesehatan mencegah COVID-19.[xxi]


(Gambar 4: Seorang Ayah menceritakan dongeng kepada dua anaknya di rumah, https://www.unicef.org/indonesia/sites/unicef.org.indonesia/files/styles/hero_desktop/public/WhatsApp%20Image%202020-04-01%20at%2019.34.35_0.jpeg?itok=YlR_014f diakses 20 Juli 2020)



[i] Mu’jizah, Calon Arang dari Jirah.  (Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan , 1995),  hlm. 3.

[ii] Ibid., hlm. 4.

[iii] Ibid., hlm. 9.

[iv] Ibid., hlm. 10-11.

[v] Poerbatjaraka, Calon Arang Si Janda dari Girah. Terj. Soewito Santoso,  (Jakarta: Balai Pustaka, 2010), hlm. 19-20.

[vi] Ibid., hlm. 27-29.

[vii] Ibid., hlm. 29.

[viii] Ibid., hlm. 30-31.

[ix] Ibid., hlm. 33-35.

[x] Mu’jizah, Calon Arang dari Jirah.  (Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan , 1995), hlm. 51-52.

[xi] Ibid., hlm. 56-58.

[xii] Ibid., hlm. 61-63.

[xiii] Endaswara, Suwardi, Folklor Nusantara (Hakikat, Bentuk, dan Fungsi), (Yokyakarta: Penerbit Ombak, 2013), hlm. 2.

[xiv] Ibid., hlm.  5.

[xv] Ibid., hlm. 47.

[xvi] Susilo, Adityo dkk. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. (Depok: Universitas Indonesia, 2020), hlm.  45. (http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/415 diakses 20 Juli 2020).

[xvii] Ibid., hlm. 45-46.

[xviii] Pesan dan Kegiatan Utama Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Sekolah, (UNICEF, Maret 2020), hlm.  2. (www.who.int diakses 20 Juli 2020).

[xix] Anwar, Muhammad. Asimilasi dan Peningkatan Kriminalitas Di Tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar Pandemi Corona. (Banten: Universitas Pamulang, 2020), hlm. 102-103. (http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/adalah/article/view/15504 diakses 20 Juli 2020).

[xx] Ibid., hlm. 105

[xxi] Ilminisa, Ranggi Ramadhani. Bentuk Karakter Anak Melalui Dokumentasi Folklor Lisan Kebudayaan Lokal, (Malang: Universitas negeri Malang, 2016), hlm. 996. (http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6353 diakses 20 Juli 2020)

 

Daftar Pustaka

Anwar, Muhammad. Asimilasi dan Peningkatan Kriminalitas Di Tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar Pandemi Corona. (Banten: Universitas Pamulang, 2020), (http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/adalah/article/view/15504 diakses 20 Juli 2020).

Endaswara, Suwardi, Folklor Nusantara (Hakikat, Bentuk, dan Fungsi), Yokyakarta: Penerbit Ombak, 2013.

Ilminisa, Ranggi Ramadhani. Bentuk Karakter Anak Melalui Dokumentasi Folklor Lisan Kebudayaan Lokal, Malang: Universitas negeri Malang, 2016. (http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6353 diakses 20 Juli 2020).

Mu’jizah, Calon Arang dari Jirah.  Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan , 1995.

Pesan dan Kegiatan Utama Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Sekolah, UNICEF, Maret 2020.(www.who.int diakses 20 Juli 2020).

Poerbatjaraka, Calon Arang Si Janda dari Girah. Terj. Soewito Santoso,  Jakarta: Balai Pustaka, 2010.

Susilo, Adityo dkk. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Depok: Universitas Indonesia, 2020. (http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/415 diakses 20 Juli 2020).

Biodata Penulis


Faiqotus Silvia lahir di Kediri, Jawa Timur, 24 Juni 1999. Saat ini  menempuh S-1 Sejarah Peradaban Islam di Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Ampel Surabaya. Berhasil menulis buku Kobaran Api Sejarah membahas tentang “Biografi KH.Ihsan” 2019 dan Peserta Sayembara Kreasi Panji Milenial 2019 mendapat undangan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah untuk menerima penghargaan DESAINER AKSESORIS/PERNAK-PERNIK “Tote Bag Kisah Panji Dalam Kenangan”. Hobi menggambar sekaligus desain grafis dapat mengkombinasikan Ilmu Sejarah.

 

Posting Komentar

0 Komentar